Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Komersialisasi Pendidikan dan Mimpi Indonesia Emas  2045

Oleh: Suci Nor Afifah

Roem Topatimasang dalam bukunya, Sekolah Itu Candu (1998), menjelaskan bahwa sekolah (school) berasal dari kata skhole (yunani) yang berarti “free time” atau “waktu senggang”. Hal ini merujuk pada tradisi Yunani awal dimana pada waktu luang, orang-orang mengunjungi suatu tempat atau seseorang yang pandai untuk mempelajari apapun yang ingin mereka ketahui. Mereka menyebut tradisi tersebut dengan istilah skhole, scola, scolae atau schola.

Maka dengan adanya tradisi tersebut, orang-orang Yunani merasakan kegembiraan dan kesenangan, hingga muncul kalimat Gaudemus igitur iuvenes dum sumus yang berarti “Bahwa karena itu, bersenang-senanglah ketika kita masih muda”, dalam konteks menemukan ilmu pengetahuan melalui tradisi Skhole. Hal ini sejalan dengan kata-kata Ki Hajar Dewantara yang mengatakan; Semua orang adalah Guru, Semua tempat adalah sekolah.

Lantas mengapa sekolah, tempat yang menyenangkan untuk menimba ilmu pengetahuan itu berubah menjadi bangunan tempat bersarangnya berbagai permasalahan bagi suatu generasi? Hal itu terjadi, tidak lain akibat dari cara pandang segelintir golongan yang menjadikan sekolah sebagai institusi yang sangat komersil.

Komersialisasi yang Selalu Mengikuti Perkembangan Zaman

Di Indonesia, pendidikan dipandang sebagai suatu aspek yang penting. Saking pentingnya, kebijakan pemerintah melalui UUD menetapkan bahwa 20% dari dana APBN diperuntukkan kepada sektor pendidikan. Alokasi anggaran yang sangat besar tersebut merupakan amanat konstitusi yang bersumber dari UUD 1945 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Jika dilihat dari pemenuhan anggaran minimal untuk fungsi pendidikan, pemerintah terkesan berhasil dalam memenuhi mandat tersebut. Puncaknya terjadi di tahun 2024, dimana anggaran fungsi pendidikan mengalami kenaikan pada nominal 665 Triliun di era kementerian Nadiem Makarim.

Suci Nor Afifah, Penulis di beberapa media online dan media cetak. Alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan. Saat ini mendirikan gerakan literasi Arus Puan, dengan fokus kajian mengenai isu perempuan dan lingkungan. Bisa disapa melalui akun Instagram : @suciahimsa_

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *